Diiringi tangis pilu sang istri, kendaraan yang membawa jenazah Dr Liu itu perlahan pergi meninggalkan gedung rumah sakit untuk menuju Krematorium Yusunshah, tempat jenazah akan dikremasi.
Bukan hanya istri sang dokter, para kerabat dan kolega Dr Liu pun terlihat menangis tersedu-sedu sambil mengenakan masker wajah di video lainnya.
Sang istri, Cai, yang juga kepala perawat di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Wuhan tersebut mengungkapkan jika ia tak bisa melihat suaminya hampir sebulan sebelum kematian Di Liu.
Dia mengatakan suaminya terkena virus pada 23 Januari, setelah dua hari sebelumnya, rumah sakit tempat Dr Liu bekerja ditunjuk oleh kota untuk menjadi rumah sakit khusus virus corona.
Baca Juga: Kaya Minyak, Venezuela Umumkan Kondisi Darurat Energi
Ia curiga jika para petugas rumah sakit terlalu sibuk merawat pasien virus corona sampai lupa memperhatikan diri mereka sendiri.
"Ada kemungkinan bahwa rumah sakit sangat sibuk dan dia tidak memberikan perhatian khusus [untuk melindungi dirinya sendiri]," katanya kepada berita Cina The Paper.
Sejak sang suami dibawa ke ICU pada 4 Februari lalu, Cai hanya bisa berhubungan dengan nya melalui pesan dan panggilan video.
"Kondisinya serius. Dia menderita demam tinggi terus menerus setelah dirawat di rumah skit. Dia dipindah (ke rumh sakit Tongji) pada tanggal 14 dan langsung diberikan perawatan intensif," ungkapnya.
Source | : | dailymail.co.uk |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR