Pleasure Squad memang sebuah warisan, kelompok ini sebelumnya dibubarkan pada kematian diktator lama pada Desember 2011.
Akan tetapi dengan masa berkabung tiga tahun resmi sekarang, Kim Jong-un bebas untuk memulai kelompok wanitanya sendiri.
Pleasure Squad adalah praktik yang diperkenalkan oleh kakek Kim, ayah pendiri Korea Utara, Kim Il-sung.
Pejabat pemerintah akan melakukan pencarian di pedesaan untuk wanita muda yang paling menarik.
Ini biasanya mengambil 30 hingga 40 wanita dari desa setiap tahun.
Para wanita akan menjadi pelayan, penyanyi, atau penari setelah wawancara (walaupun kebanyakan bersifat seksual pada akhirnya).
Wanita yang tercantik akan diharapkan untuk menjadi selir pemimpin.
Itu akhirnya diwariskan juga atau bahasa umumnya 'dipensiunkan' ke pejabat militer atau pejabat militer tingkat tinggi setelah mereka mencapai usia pertengahan 20-an.
Baca Juga: Misteri Ketiga Anak Kim Jong Un
"Ini telah berlangsung di bawah tiga generasi keluarga Kim yang memerintah Korea Utara dan itu telah menjadi tradisi yang juga merupakan demonstrasi kekuatan pemimpin atas orang-orang dan kekuatan seksualnya," kata Toshimitsu Shigemura, seorang profesor di Tokyo's Waseda University, kepada The Daily Telegraph.
"Dengan kepergian ayahnya Kim Jong-un dapat memiliki grup hiburan baru yang hanya memiliki kesetiaan kepadanya," kata Profesor Shigemura, seorang otoritas pada urusan Korea Utara.
Diperkirakan bahwa Pleasure Squad sebelumnya telah dibayar setelah kematian Kim Jong-il.
Surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo mengklaim bahwa para wanita diberikan sekitar 4 ribu US dollar (sekitar Rp 55 juta) dan berbagai hadiah lainnya.
Dengan ancaman bom nuklirnya, sepertinya Korea Utara memang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, walau kenyataan banyak yang merana di negaranya sendiri.
Source | : | independent.co.uk |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR