Advertorial
Intisari-Online.com - Presiden Donald Trump mengumumkan pada hari Jumat ia memerintahkan serangan pada rezim Suriah sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia akhir pekan lalu.
"Saya memerintahkan angkatan bersenjata Amerika Serikat untuk meluncurkan serangan presisi pada target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah Bashar al-Assad," kata Trump dari Gedung Putih.
Para saksi mengatakan, seperti dikabarkan CNN, bahwa mereka mendengar ledakan di ibu kota Damaskus dan tidak lama setelah Trump menyampaikan pidatonya.
Pesawat AS termasuk pembom B-1 dan kapal laut digunakan dalam serangan itu, menurut beberapa pejabat pertahanan AS.
Baca juga:Tragedi Berdarah: Ayah Inses dengan Putrinya, Kisahnya Berakhir dengan Pembunuhan Berantai
Trump mengatakan bahwa dia memutuskan untuk mengambil tindakan karena dipicu oleh tindakan Bashar Al-Assad akhir pekan lalu yang dianggap sebagai "serangan signifikan terhadap bangsanya sendiri," dan "bukan tindakan seorang pria, melainkan kejahatan monster."
Trump mengatakan serangan yang dilakukan melalui koordinasi dengan Perancis dan Inggris, itu bertujuan untuk "mencegah produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia."
"Respon gabungan Amerika, Inggris dan Perancis terhadap kekejaman ini akan mengintegrasikan semua instrumen kekuatan nasional kita: militer, ekonomi dan diplomatik," kata Trump.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "mengizinkan pasukan bersenjata Inggris melakukan serangan terkoordinasi dan ditargetkan untuk menurunkan kemampuan senjata kimia rezim Suriah dan menghalangi penggunaannya."
Baca juga:Bukannya Kaget, Pasangan Ini Justru Terpingkal-pingkal Setelah Melihat Foto MRI Anaknya
Trump mengindikasikan serangan akan berlanjut sampai penggunaan senjata kimia rezim Suriah berakhir.
"Kami siap untuk mempertahankan serangan ini sampai rezim Suriah menghentikan penggunaan senjata kimia yang dilarang," kata Trump.
Dua pejabat AS mengatakan serangan dapat berlanjut sampai lewat malam ini, dengan seorang pejabat senior pemerintah mengatakan "ini belum berakhir."
Pejabat administrasi senior berkata, "Apa yang Anda lihat malam ini bukanlah akhir dari respons AS. Mereka telah membangun banyak fleksibilitas ke dalam rencana untuk memungkinkan serangan lebih lanjut."
Baca juga:Sering Dihujat Netizen, Beginilah Gaya Cosplay 'Low-Budget' Mimi Peri yang Kocak
Seorang pejabat AS mengatakan kekhawatiran besar adalah seberapa besar kemampuan Rusia saat ini dibandingkan dengan tahun lalu.
Sumber itu mengatakan Rusia 'secara signifikan mengalami peningkatan’ dalam hal kemampuan anti-bom dan anti-pesawat.
Baca juga:Sekolah Tinggi Intelijen Indonesia, Sekolah Kedinasan Bagi Mereka yang Ingin jadi 'James Bond'