Advertorial
Intisari-Online.com -Negara-negara Barat hingga Jumat (13/4/2018) masih menimbang opsi serangan terhadap Suriah setelah Rusia memperingatkan bahwa aksi militer akan memicu perang baru.
Di hari yang sama, atas permintaan Rusia, Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan untuk menghentikan ketegangan di saat Presiden AS Donald Trump nampaknya mulai memikirkan ulang rencana serangan ke Suriah.
Setelah menggelar pertemuan dengan para penasihatnya pada Kamis (12/4/2018), Gedung Putih menyatakan, Presiden Trump belum memutuskan bagaimana respon lanjutan terhadap Suriah.
Sebelumnya, pemerintah AS, Inggris, dan Perancis menuding rezim Bashar al-Assad melakukan serangan senjata kimia di kota Douma pada akhir pekan lalu.
Baca juga:Tak Hanya Perang Dunia III, Jika AS Menyerang Serang Suriah Juga Bisa Memicu Perang Nuklir
"Belum ada keputusan final," kata sekretaris pers Gedung Putih, Sarah Sanders.
Dia menambahkan, Trump akan melakukan diskusi dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Theresa May terlebih dahulu.
Kemudian, Gedung Putih merilis hasil pembicaraan telepon antara Presiden Trump dan PM Theresa May.
"Kedua pemimpin sepakat melanjutkan diskusi perlunya respon bersama terhadap penggunaan senjata kimia oleh Suriah," demikian Gedung Putih.
Baca juga:Begini Akhir Tragis Molly si Penyihir Bermata Iblis: 'Saya Cuma Pembantu Setan'
Sementara, juru bicara Downing Street, kantor PM Inggris, menyebut bahwa kedua pemimpin sepakat penggunaan senjata kimia tak bisa dibiarkan begitu saja.
"Selain itu dibutuhkan cara untuk mencegah rezim Assad kembali menggunakan senjata kimia di masa depan," tambah juru bicara kantor PM Inggris.
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis memberikan sebuah catatan tegas dengan menyatakan bahwa menghentikan pembunuhan rakyat tak berdosa harus mempertimbangkan risiko tak terkendalinya keadaan. (Ervan Hardoko)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peringatan Rusia, Bikin Barat Ragu untuk Menyerang Suriah".
Baca juga:Tragedi Berdarah: Ayah Inses dengan Putrinya, Kisahnya Berakhir dengan Pembunuhan Berantai