Barulah dipasang batu-batu besar, diangkut sejumlah besar tenaga kerja dari tambang penggalian di sekitarnya.
Jauh di bawah pondasi batu disiapkan pula makam cadangan, untuk berjaga-jaga kalau Raja Khufu meninggal sebelum proyek ini selesai.
Malah kemudian makam kedua juga dibangun di dalam piramid, tapi lebih rendah daripada ruang makam yang direncanakan. Letak ruang makam ini ± 42 m dari permukaan tanah dan bisa dicapai melalui lorong kecil.
Ruang itu sendiri tingginya 8 m lebih! Sumbat batu kapur raksasa yang dipasang di lorong itu akan menutup ruang itu selama-lamanya setelah sang pendeta menyelesaikan upacara.
Namun dengan segala pengaturan yang rumit itu, sampai sekarang belum pernah ditemukan mumi sang raja. Bahkan seorang khalifah dari Baghdad pernah dibuat bingung.
Menyimpan ribuan pengetahuan
Tersebutlah nama Abdullah Al Mamun, khalifah Baghdad yang pertama kali menerobos Piramid Agung Giza ± tahun 820 dengan sejumlah orang sewaannya. Al Mamun bukan penjarah barang-barang kuno. la memasuki Piramid Agung karena mendengar di sana banyak gelas antipecah alias logam murni dan terutama tabel serta peta astronomi.
Setelah melewati berbagai jebakan yang sulit dan membahayakan di makam, ia akhirnya mencapai ruang makam utama. Namun ruang itu kosong melompong. Yang ada hanya sarkofagus - peti mati dari batu - kosong tanpa tutup.
Baca juga:Melalui Ramalan Jayabaya, Sultan Hamengku Buwono IX Sudah Memprediksi Datangnya Kemerdekaan RI
Padahal melihat batu kapur penyumbat yang utuh, Al Mamun yakin belum ada orang yang mendahuluinya memasuki makam itu. Usahanya mencari tanda-tanda masuk paksaan atau penjarahan juga sia-sia.
Akhirnya, ia meninggalkan tempat itu dengan kecewa, dan bingung mengapa proyek raksasa itu dibangun.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR