Para peneliti ini kemudian menemukan bahwa tingkat komitmen (didasari oleh tingkat modal dalam hubungan) secara langsung terkait dengan rasa sakit karena patah hati.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa makin besar kesedihan pasca putus cinta, semakin seseorang ingin menguntit mantan lewat sosial media. Hal ini terutama berlaku bagi pasangan yang diputuskan.
Para peneliti berspekulasi bahwa orang yang paling mengalami trauma atau rasa sakit terhadap putus cinta adalah yang paling mungkin melakukan stalking mantan di Facebook.
Selain karena trauma putus cinta, alasan seseorang tidak bisa berhenti mengikuti mantan pacarnya adalah karena 'kecanduan'.
Hal itu diungkapkan dalam penelitian lainnya 'Journal of Neurophysiologi' yang diterbitkan tahun 2010.
Menurut penelitian ini karakteristik 'kecanduan' otak juga tercermin saat putus cinta.
Rasa kecanduan ini membuat seseorang sulit untuk menghentikannya keinginan untuk selalu dekat atau mengawasi mantan.
Source | : | The Sun,kompas |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR