Sejumlah barang yang diborong adalah tisu toilet dan mi instan.
Annie Tan menilai, panic buying warga Singapura memiliki alasan tersendiri.
"Mungkin gambaran menakutkan tentang "kota hantu" di Hubei, dikuncinya sekitar 50 juta orang, dan rak-rak kosong di Hong Kong membuat naluri warga Singapura tergerak.
Ini juga yang memicu naluri untuk melindungi warga Singapura terhadap keluarga dan teman-teman mereka," jelasnya.
Melansir Bloomberg, seorang warga Amerika, Joel Werner, menjalankan hedge fund Solitude Capital Management di Hong Kong.
Pada 10 Februari, dia harus membeli 216 gulungan kertas toilet di Amazon.com
Inc setelah keluarganya berusaha untuk menemukannya di Hong Kong selama berhari-hari, namun sia-sia.
Biaya pengirimannya saja mencapai US$ 200. Akan tetapi, dia pikir itu layak.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR