Pada letusan 1872, jumlah material vulkanik yang dilontarkan oleh Gunung Merapi selama proses erupsi mencapai 100 juta meter kubik.
Sementara itu, hingga November 2010 jumlah material vulkanik yang telah dimuntahkan Gunung Merapi sejak erupsi pada 26 Oktober diperkirakan telah mencapai sekitar 140 juta meter kubik dan aktivitas seismik gunung tersebut belum berhenti.
Meletusnya Gunung Merapi di tahun 2010 juga menyimpan duka lain.
Dalam peristiwa itu satu diantara korban meninggal adalah sang juru kunci Gunung Merapi, yaitu Mbah Majidjan.
Tepatnya tanggal 26 Oktober 2010, Mbah Maridjan meninggal dunia dan hingga kini kematiannya terus dikenang.
Lama tak menunjukkan keganasannya, Gunung Merapi baru menunjukkan aktivitasnya kembali 8 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2018 lalu.
Namun seperti yang terjadi pada Kamis (12/2/2020) ini, letusan Gunung Merapi terbilang tidak besar.
Pada 11 Mei 2018, Merapi meletus dengan tipe freatik pada pukul 07.32, kemudian status dinyatakan level 1 atau normal.
Terkait letusan yang terjadi baru-baru ini, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan erupsi Gunung Merapi pada Kamis (13/2/2020) merupakan erupsi gas dengan skala kecil.
Ia pun meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR