Draft makalah ini belum ditinjau, tetapi penting untuk menguji kemampuan semua studi ilmiah baru.
Namun pada tahun 2017, ahli virologi itu menetapkan temuan kedua setelah lima tahun penelitian yang berfokus pada gua Yunnan, kali ini menyelidiki sampel tinja yang dikumpulkan dari populasi kelelawar.
Mereka menemukan virus corona dalam empat spesies kelelawar yang berbeda, termasuk satu virus dengan genom 96% identik dengan virus yang pertama kali ditemukan muncul pada manusia di Wuhan pada bulan Desember tahun lalu.
Virus yang ditemukan dalam kelelawar memiliki kesamaan genetik dengan virus corona tetapi berbeda dengan virus SARS.
Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi penelitian swasta yang bekerja sama dengan Shi di Yunnan mengatakan pada New York Times.
Peneliti sebenarnya telah memperingatkan jenis virus ini selam bertahun-tahun.
Source | : | Daily Mirror |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR