"Saya suka bujuk cucu tapi mereka enggak mau bikin. Bilangnya, sudah modern," kata Kristina.
Di sisi lain, Kristina dan Tipung sendiri pernah dibujuk oleh seorang mantri untuk memotong telinga panjang mereka.
Hal itu diungkapkan demi alasan kesehatan dan memudahkan aktivitas.
Namun Kristina dan Tipung menolak bujukan mantri tersebut.
Mereka memilih untuk tetap mempertahankan tradisi cuping panjang yang sudah mereka lakukan sejak kecil.
Telinga Sudah Dilubangi Sejak Usia 3 Tahun
Kristina menceritakan jika tradisi Kuping panjang bukan hanya untuk perempuan.
Laki-laki di suku Dayak juga memanjangkan cuping telinga mereka sebagai simbol kegagahan. "Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.
Ia sendiri mulai melakukannya sejak usia 3 tahun.
Ia bercerita jika sang ibulah yang melubangi telinganya menggunakan kayu lalu diikat kain hitam.
Setelah lukanya sembuh, lubang tekungan diberi satu anting.
Semakin bertambah usia, maka jumlah anting yang digunakan juga akan bertambah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR