Meskipun media banyak menceritakan kisah-kisah ISIS selama beberapa tahun terakhir, tapi untuk saat ini kelompok Talibanlah yang masih memiliki pengikut lebih besar.
Hanya saja, kelompok-kelompok Taliban mengajarkan bentuk cabang Deobandi yang sebenarnya tidak begitu ekstrim untuk dipraktekkan dibanding apa yang telah dilakukan ISIS dan al-Qaeda.
Lalu jika Taliban dan al-Qaeda lebih berlatih perang gerilya, taktik ISIS jauh lebih mirip dengan pasukan militer biasa. Inilah yang membuat mereka sangat sulit untuk menghadapi.
ISIS juga telah berhasil memanfaatkan kekuatan media sosial dengan cara yang tidak dimiliki kelompok teroris sebelumnya.
Dengan menggunakan YouTube, Twitter, dan WhatsApp, kelompok ini mampu menyebarkan propaganda teroris yang mengundang orang-orang muda untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan budaya Barat.
Kesamaan ketiganya adalah berasal dari kelompok Islam Sunni.
(Mentari DP)
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR