Hak-hak itu banyak yang tak dilakukan.
Dr Raddawi mencatat, sejumlah responden mengaku sering ditinggalkan dan jarang melihat suami mereka.
Banyak pula yang mengatakan bahwa suami tidak memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa dukungan moral maupun finansial.
"Padahal sebelum memutuskan poligami, pria harus memastikan bahwa pria harus adil pada istri dan anak-anaknya dalam hal keuangan, dukungan moral, cinta, perhatian, perawatan, dan pendidikan."
Dr Heba Sharkas, konselor di Al Amal, Pusat Masalah Keluarga di Abu Dhabi, mengatakan seorang pria harus menikahi istri kedua hanya jika ia memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan dan perhatian yang sama untuk masing-masing istri dan anak-anaknya.
“Saat seorang pria berkehendak memiliki beberapa istri, ia harus menjamin dirinya aman secara finansial dan emosional.”
“Tanggung jawab adalah faktor yang paling penting.”
Dr Sharkas mengutarakan, ia sangat mengerti emosi wanita ketika mengetahui suaminya hendak memperistri wanita lain.
"Dalam beberapa kasus, wanita yang dipoligami merasakan depresi, amukan amarah, histeris, bahkan ada pula yang berlanjut pada penyakit.”
“Hal ini tergantung pada toleransi istri. Lingkungan di mana wanita itu tumbuh juga mempengaruhi faktor penerimaannya atas poligami.”
Ia menegaskan, setiap pria harus mempertimbangkan hal ini saat ia berencana menikah lagi.
Suami juga harus menjelaskan apa tujuannya menikah lagi pada sang istri pertama. (The National via tabloidnova.com)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR