Kematian dokter 34 tahun itu menuai kemarahan di seantero China, dengan publik meminta pemerintah meminta maaf secara langsung kepada keluarganya.
Dalam wawancara eksklusif dengan The New York Times, Li mengungkapkan bahwa dia segera menemukan bahwa tingkat penularan virus itu sangat tinggi.
"Saya tahu ketika saya terlibat kontak dengan pasien yang sudah tertular. Karena penyakit itu tak menunjukkan gejala tertentu, saya jadi kurang berhati-hati," ujarnya.
Karena menduga bahwa virus itu bisa menular dari manusia ke manusia, pada 31 Desember dia memutuskan memperingatkan koleganya via WeChat.
Dugaannya merujuk kepada adanya kabar pasien yang dikarantina karena virus tersebut, sehingga dia merasa perlu melakukan langkah pencegahan.
Di kalangan dokter, terdapat diskusi bahwa mereka menduga penyakit Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2002-2003 kembali lagi.
"Kami harus bersiap untuk menghadapinya secara mental, dan mengambil langkah perlindungan yang diperlukan," jelas Li Wenliang.
Namun, upayanya untuk melakukan peringatan malah dimaknai polisi sebagai penyebaran rumor.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR