Haile Selassie adalah raja, dan jadi hari pembebasan sudah dekat. Itu berarti mereka harus mempersiapkan diri untuk eksodus ke Afrika.
Meskipun Marcus Garvey tidak pernah benar-benar seorang Rastafarian, ia dianggap sebagai salah satu nabi agama, karena cita-citanya sangat membentuk filosofi Rastafarian.
Hanya beberapa tahun setelah penobatan Haile Selassie, Ethiopia terlibat dalam perang yang mengerikan.
Atas nubuat tersebut, banyak julukan disematkan kepadanya, seperti Singa penakluk dari Yehuda, Raja diatas segala raja dan Tuhan dari segala tuhan.
BACA JUGA : Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'
Pada tahun 1935, pasukan Benito Mussolini menyerang Etioipia dan pada tahun 1936, Haile Selassie melarikan diri dari pengasingan bersama keluarganya.
Tahun itu, ia menyampaikan pidato terkenal ke Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa, meminta bantuan untuk melawan penjajah.
Selama perang berlangsung Haile tingal di London, tindakannya tersebut dikecam oleh Marcus Garvey karena dianggap meninggalkan bangsanya.
Namun, atas belas kasihan Itali Haile, ia dikembalikan menjadi Kaisar pada tahun 1941, dengan dukungan Inggris.
BACA JUGA : Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya
Selanjutnya ia mengunjungi Jamaika pada tahun 1966, 36 tahun setelah ia menjadi Kaisar dan melihat antusiasme rastas tanpa batas.
Dia tak melakukan apa pun untuk menghilangkan status ilahi-nya ketika Garvey meninggal, namun namanya kembali diagungkan ketika seorang Rastafari benama Bob Marley membuat musik dan namanya melenggang.
Source | : | national geographic indonesia,the guardian,blackhistory.com |
Penulis | : | Editorial Grid |
Editor | : | Editorial Grid |
KOMENTAR