Meskipun ada risiko fatal dari bagian unggas mentah yang menggigit, polisi mengatakan tidak ada yang mengajukan keluhan, dan karena itu tidak ada tindakan hukum yang akan diambil sampai sekarang.
"Sepertinya mereka belum melakukan kejahatan apa pun. Bahkan para pejabat provinsi tidak mengajukan apa pun, ”kata Kolonel Techarat Pathumchart dari kepolisian Ban Duea. "Namun, jika pabrik tidak mematuhi perintah untuk berhenti menggunakan mulut, maka mereka akan salah."
Tanggapan Dokter Gigi
Watcharapong Homwutthiwong, seorang dokter gigi dari departemen kesehatan masyarakat, mengatakan berbahaya bagi pekerja untuk menggunakan mulut mereka karena ada beberapa penyakit yang bisa menyebar.
Dia mengatakan: "Ada beberapa penyakit yang bisa menular melalui air liur termasuk influenza, herpes atau bahkan yang berbahaya seperti hepatitis A dan B." jelasnya, seperti dikutip dari Daily Mail.
Pemilik pabrik Nongluck Payakphrom menjelaskan bahwa menggunakan tang untuk mengupas kaki ayam itu lambat dan tidak efisien tetapi dia mau berubah.
Dia berkata: ''Ketika saya pertama kali memulai bisnis kami menggunakan tang untuk mengupas kaki ayam tetapi butuh lima menit untuk menyelesaikan satu kaki yang terlalu panjang dan pelanggan tidak menyukai produk akhir." ucap pemilik pabrik.
“Saya telah mengubah pendekatan untuk membiarkan pekerja menggunakan mulut mereka untuk menelanjangi mereka yang disukai pelanggan, yang mendorong penjualan."
Meskipun itu, ia memahami kekhawatiran masyarakat.
“Namun, kami memahami bahwa pendekatan kami telah menyebabkan serangan balik dan kami senang untuk berubah." ungkapnya.
"Pabrik akan ditutup sampai para pekerja dapat menggunakan tang untuk mengolah kaki seperti yang mereka lakukan saat menggunakan mulut mereka."
Adapaun di Thailand, kaki ayam bisa direbus dan ditambahkan ke mie atau digoreng dan dimakan sebagai camilan renyah.
Artikel ini pernah tayang di Sosok.grid.id oleh Rifka Amalia dengan judul asli "Menjijikkan! Para Pekerja Pabrik Ini Menggunakan Mulut Mereka untuk Memisahkan Tulang Ayam dari Cekernya, Bos Pabrik: Bisa Lima Kali Lebih Cepat"
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR