Advertorial

Habiskan Rp30 Miliar untuk ‘Blocking’ 12 Stasiun TV saat Launching Vivo V9 di Candi Borobudur, Masuk Akalkah?

Ade Sulaeman

Editor

Vivo V9 jadi perbincangan hangat setelah launching besar-besaran di candi Borobudur dengan sederet artis ternama. Masuk akalkah strategi mereka?
Vivo V9 jadi perbincangan hangat setelah launching besar-besaran di candi Borobudur dengan sederet artis ternama. Masuk akalkah strategi mereka?

Intisari-Online.com - Grand Launching besar-besaran Vivo V9 di Candi Borobudur kemarin, masih menjadi pembicaraan hangat di masyarakat.

Disiarkan langsung di 12 TV nasional, grand launching tersebut menghadirkan artis-artis ternama seperti AgnezMo, Via Vallen, Tulus, Gigi, Afghan, A Ghazali, Yura Yunita, Maudy Ayunda, dan Prilly Latuconsina.

Banyak yang mempertanyakan efektifitas Vivo membeli hak siar 12 TV swasta sekaligus di jam prime time, jam dengan tarif iklan paling mahal.

Akun @Strategi_Bisnis mencoba melakukan kalkulasi dan analisa, apakah launching besar-besaran tersebut masuk akal, worth it dan bisa kembali modal?

(Baca juga: Tubuh yang Membusuk dari Dalam, Inilah 5 Konsekuensi Mengerikan Penggunaan Radium Abad ke-20)

Menurutnya, Grand Launching Vivo V9 ini terbilang gokil.

Jika dihitung secara kasar, biaya blocking tiap stasiun TV untuk prime time rata-rata mencapai Rp2 Miliar per jam.

Nah, kalau ada 12 stasiun TV, berarti sudah menghabiskan Rp24 Miliar.

(Baca juga: Kesal Di-bully Mempunyai Wajah Seperti Penyihir, Wanita Ini Putuskan Operasi dan Begini Hasilnya)

Belum lagi iklan live streaming di 10 portal online, yang sebagian besar juga bertarif kelas atas.

Ditambah biaya artis dan pendukungnya, bisa bisa habis Rp30 Miliar yang habis hanya dalam semalam grand launching.

Diperkirakan, honor manggung Agnes Mo di acara Vivo V9 ini sekitar Rp150 juta, sedangkan Via Vallen mungkin Rp200 juta.

Apakah hal itu worth it dilakukan?

(Baca juga: 10 Cairan Paling Mahal di Dunia Harganya hingga Ratusan Miliar, di Antaranya Ternyata Sering Kita Gunakan!)

Perhitungan kasar

Vivo 9 dijual Rp3.9 juta, kira-kira profit per unit sekitar Rp1 juta.

Artinya untuk mendapatkan Rp30 Miliar, Vivo V9 hanya perlu terjual 30.000 unit.

Apakah bisa?

(Baca juga: Dulu Lahir Prematur Dengan Otak Terlihat dari Kulitnya, Sekarang Beginilah Penampilan Bayi Ini di Ulang Tahun Pertamanya)

Menurut @Strategi_Bisnis sangat bisa, karena Oppo F5 saat 8 hari launching laku 48 ribu unit.

Launching Vivo 9 ini diperkirakan bisa laku 30 ribu unit dalam 2 minggu.

Sebenarnya, menurut @Strategi_Bisnis spek Vivo V9 ini tak istimewa, dan dijual dengan harga agak mahal, Rp3.9 juta.

Menurutnya, valuenya kurang bagus.

Karena itu, mereka membutuhkan Grand Launching gila untuk mendongkrak penjualannya.

Jika urusan distribusi lancar, maka rasanya Vivo V9 ini akan laku juga.

Prediksi @Strategi_Bisnis, sebanyak 30 ribu unit Vivo V9 hampir pasti akan tercapai penjualannya.

Kalaupun tidak tercapai dalam 2 minggu launching, bakal tercapai dalam waktu 1 bulan.

Apalagi ada duet artis Via Vallen dan Agnes Mo yang menjadi kekuatan laten untuk melejitkan penjualan Vivo V9.

Meski banyak yang tak mengerti mengapa Vivo berani jor-joran beriklan saat grand launching Vivo V9, akun @Darth_Aryo memahami strategi Vivo tersebut.

Ia mengatakan bahwa justru kalau mereka menargetkan heavy user (orang yang ahli) yang rata-rata melek teknologi, malah backfire (jadi bumerang) karena mereka dengan mudah membandingkan dengan produk lain yang speknya lebih tinggi.

Karena itulah sebabnya kenapa Vivo butuh media konvensional seperti TV untuk beriklan besar-besaran.

Di Tiongkok sana, Oppo dan Vivo adalah satu grup perusahaan, tapi di pasar global mereka dibuat bersaing ketat.

Di Indonesia, jaringan toko Oppo dan Vivo tersebar dimana-mana, karena komisi ke toko hape tersebut bisa 2 kali lipat dari merek lainnya.

Alhasil toko-toko memang sangat bersemangat menjual produk Vivo dan Oppo itu.

Menurut @Strategi_Bisnis, Vivo bisa beriklan gila-gilaan, menaikkan spek, fitur bagus, dan memberi harga bersahabat.

Prediksinya, setelah itu Samsung bisa bernasib sama dengan Nokia dan Blackberry.

Ingat, Vivo ini juga jadi sponsor resmi Piala Dunia Rusia 2018, dan berani membayar ke FIFA sebesar Rp6 triliun.

Sebuah investasi branding yang masif agar nama Vivo bisa setenar Samsung.

Kita lihat saja nanti ya, bagaimana menurutmu? (Wahyu Subyanto)

(Baca juga: Presiden Rusia Tak Bisa Berhenti Tertawa Saat Nama Indonesia Disebut, Rupanya karena Hal Ini)

Artikel ini sudah tayang di Nextren.grid.id dengan judul “Diduga Telan Rp 30 M, Biaya Launching Vivo V9 Bakal Segera Impas?

Artikel Terkait