Advertorial

Wah, 8 Kebiasaan yang Dianggap Buruk Ini Sebenarnya Tanda Kecerdasan Lho!

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Banyak dari kita memiliki kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Contoh saja, beberapa dari kita suka melihat meja kerja yang berantakan karena dengan begitu akan lebih produktif.
Banyak dari kita memiliki kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Contoh saja, beberapa dari kita suka melihat meja kerja yang berantakan karena dengan begitu akan lebih produktif.

Intisari-Online.com - Tak jarang kebiasaan buruk seperti melamun dan menunda pekerjaan dikomentari oleh orang lain karena dianggap negatif. Namun sains justru berkata sebaliknya.

Banyak dari kita memiliki kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Contoh saja, beberapa dari kita suka melihat meja kerja yang berantakan karena dengan begitu akan lebih produktif.

Sains mengatakan kebiasaan buruk itu sebenarnya adalah tanda bahwa kita cerdas dan sebenarnya baik untuk tubuh.

Berikut delapan kebiasaan buruk yang kita miliki dan penjelasannya menurut Sains.

Baca Juga:Pengakuan Rob O'Neill, Anggota Navy SEAL yang Menembak Mati Osama bin Laden

Baca Juga:Bikin Merinding! Inilah 8 Foto 'Horor' yang Tanpa Sengaja Terekam di Sekitar Kita

1. Menunda

Banyak literatur telah membahas mengapa orang suka menunda pekerjaan dan mencari tahu bagaimana cara menghentikannya.

Namun, Profesor Wharton dan Adam Grant berpendapat bahwa menunda tidak melulu berarti malas.

Orang yang suka menunda kadang kala mereka sedang menunggu waktu yang tepat.

Mereka berpendapat bahwa menunda dapat meningkatkan kreativitas karena hal ini memberikan kesempatan pada diri untuk mengembangkan ide.

Dalam sebuah wawancara dengan Rachel Gillett, Grant memberi contoh nyata Steve Jobs yang berperan penting akan berdirinya Apple.

"Steve Jobs mengesampingkan berbagai kemungkinan yang menghabiskan waktu agar banyak ide muncul.

Hingga akhirnya ia memilih yang paling konvensional, yang paling jelas, dan paling akrab untuk masyarakat," kata Grant.

2. Menggigit kuku

Sebuah penelitian pernah mengamati 1.000 anak sejak masih berusia 5 tahun.

Baca Juga:Heli TNI AU Dihantam Sniper GAM di Bagian yang Sangat Berbahaya, Pilot Baru Sadar Saat Mendarat

Baca Juga:Pria Ini Lakukan 90 Kali Operasi Plastik Demi Mirip Britney Spears, Begini Hasilnya!

Saat usia anak 5, 7, 8, dan 11 tahun, peneliti bertanya pada orangtuanya apakah anak mereka lebih suka menggigit kuku atau mengisap jempol.

Ada tiga kelompok yang ditemukan, yakni kelompok pengisap jempol, penggigit kuku, dan anak yang memiliki kebiasaan keduanya.

Saat anak-anak sudah berusia 13 dan 32 tahun, para peneliti melakukan tes alergi.Hasilnya, kelompok yang suka menggigit kuku atau menghisap jempol cenderung tidak memiliki alergi.

3. Datang terlambat

Orang yang suka datang terlambat tak jarang dicap sebagai orang yang tidak disiplin atau tidak memiliki sopan santun.

Namun, sebuah pemberitaan yang pernah diwartakan The New York Times berkata hal lain.

"Banyak orang terlambat cenderung menjadi optimistis dan tidak realistis. Hal ini dapat memengaruhi persepsi mereka terhadap waktu.

Mereka benar-benar percaya, mereka bisa berlari untuk melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu 1 jam.

Seperti mengambil pakaian di binatu, membeli bahan makanan, dan mengantar anak-anak ke sekolah," kata Diana DeLonzor, pengarang buku Never Be Late Again.

Dengan kata lain, orang-orang yang suka datang terlambat berharap bisa melakukan yang terbaik.

Baca Juga:Inilah 10 Makanan Paling Langka di Muka Bumi, Harganya Mencapai Miliaran Rupiah!

Baca Juga:Ketika Pilot TNI AU Terjebak di Tengah Kelompok Bersenjata yang Telah Membunuh 4 Personel Kopassus

4. Mengeluh

Menurut psikolog, sebenarnya ada cara yang tepat untuk mengeluh tanpa merugikan orang lain.

"Keluhan yang efektif adalah mengeluhkan masalah yang dapat diperbaiki dan ditujukan pada seseorang yang punya kekuatan untuk memperbaikinya," kata Guy Winch.

Ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengeluh. Pertama, kurangi mengeluh agar orang yang mendengarkan tidak bersikap defensif. Kedua, sampaikan keluhan dengan cara bersahabat.

5. Mengunyah permen karet

Mengunyah permen karet saat berbicara dengan orang lain memang tidak sopan.

Namun, melakukannya saat sendiri bisa menjadi kunci untuk produktivitas dan relaksasi.

Beberapa penelitian menunjukkan, mengunyah permen karet dapat membantu Anda merasa lebih waspada.

Bahkan, ada sebuah penelitian yang membuktikan bahwa orang yang suka mengunyah permen karet memiliki hasil tes kecerdasan yang lebih baik dibanding mereka yang tidak mengunyah permen karet.

Penelitian lain menunjukkan, mengunyah permen karet dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat hormon stres kortisol.

Baca Juga:Cara Unik Seniman Sindir Para Pengunjung Holocaust Memorial yang Bertingkah Konyol, Syahrini Berikutnya?

Baca Juga:Hati-hati, 8 Ikan Ini Tak Boleh Dikonsumsi Manusia, Ternyat Ikan Salmon Termasuk di Dalamnya

6. Meja berantakan

Terkait kebiasaan membuat meja kerja berantakan, sebuah temuan membuktikan bahwa kekacauan akan mendorong produktivitas karena mereka termotivasi untuk mencari sesuatu di tumpukan barang yang berantakan.

7. Gelisah

Gelisah yang ditandai dengan mengetuk kaki atau menggoyangkan jari tangan saat duduk di meja ternyata dapat berdampak baik untuk kesehatan.

Sebuah studi menemukan, wanita yang lebih banyak gelisah saat bekerja berisiko mengalami kematian yang lebih rendah dibanding wanita yang tak pernah gelisah.

Bahkan, hubungan antara duduk lama di kursi dengan kematian bisa hilang karena gelisah.

8. Melamun

Pada tahun 2010, para ahli memublikasikan beberapa temuan menarik yang menunjukkan bahwa melamun beberapa menit dapat membuat seseorang menjadi lebih produktif dan kreatif.

Sebagai contoh, penelitian yang dimuat dalam The Harvard Business Review menemukan bahwa melamun selama 12 menit saat sedang mengerjakan tugas sulit dapat membantu peserta menemukan solusi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Gloria Setyvani Putri dengan judul "8 Kebiasaan Buruk Ini Sebenarnya Tanda Anda Cerdas, Menurut Sains"

Baca Juga:Tubuh yang Membusuk dari Dalam, Inilah 5 Konsekuensi Mengerikan Penggunaan Radium Abad ke-20

Artikel Terkait