Advertorial
Intisari-online.com - Mungkin saat ini praktik medis sudah sangat maju, dan hampir jarang sekali di ketahui sebuah praktik terdengar mengerikan dan janggal di rumah sakit.
Namun, sebelum semaju sekarang medis merupakan salah satu ilmu yang sudah ada sejak peradaban manusia dan menjadi salah satu hal yang terus berkembang.
Beberapa praktik medis mengerikan, mungkin banyak sekali terjadi di masa lalu, dan beberapa mungkin akan terdengar ganjil, jika kamu mengetahuinya.
Salah satunya adalah, praktik medis yang paling terkenal sekitar 100 tahun terkhir, yang dikenal dengan lobotomi.
BACA JUGA :Setelah Operasi Organ Intim Jadi Wanita, Pria Ini Baru Menyadari Bahwa Dia Menyukai Wanita
BACA JUGA :Terlanjur Kaya, Para Remaja Kaya Ini Pamerkan Masalah Mereka yang Bingung Menggunakan Kekayaan
Lobotomi adalah praktik frontal, dengan cara mematikan pikiran pasien yang tidak banyak berfungsi, demi menyembuhkan pasien.
Praktik ini memiliki sejarah panjang, dan memiliki masa kejayaannya pada tahun 1900-an, meski begitu praktik ini diklaim efektif dibanding pilihan medis lainnya kala itu, dan dinyatakan legal.
Lobotomi dilakukan pada beberapa pasien, yang menderita kelainan pikiran seperti paranoia, khayalan yang terus-menerus, dan menghantui diri pasien sebagai penderitaan.
Konon praktik ini juga memiliki dampak mengerikan bagi tubuh pasien, setelah dilakukannya lobotomi, salah satu efeknya, tubuh menjadi lesu dan lemah hingga nyaris tak dapat bergerak atau tidak bisa berbicara lagi.
Prosedur medis yang digunakan juga sangat rumit dan bikin nyeri, jika kamu membayangkannya, yaitu dengan membuat lubang di bagian tengkorak pasien. Hal ini untuk mengirim obatetanol ke otaknya.
Salah satu Dokter lobotomi yang dijuluki lobotomist terkenal pada masa itu adalah Walter Freeman, yang konon telah melakukan lobotomi sebanyak 2.500 hingga 5.000 kali dan dilakukan sendirian.
Dalam suatu sore ia bahkan bisa melakukan lobotomi pada 25 pasien seorang diri.
Meski terdengar menyeramkan, praktik ini sangat ramai dan diminati banyak orang waktu itu, bahkan hingga menjadi tontonan.
Sementara, efeknya yang berakibat pada kondisi mental yang berubah dan psikisnya yang mulai tak normal bagi pasien.
Lobotomi dianggap sebagai salah satu cara terbaik, daripada pasien harus mengalami depersi hingga kehilangan ingatannya penuh.
Selain itu, banyak orang mengaggap praktik ini sebenarnya hampir sama dengan bagaimana orang-orang candu, hingga menggunakan obat-obatan terlarang, untuk mengilangakan ingatan mereka sementara.
Tidak diketahui pasti, apakah praktik lobotomi ini memiliki dampak permanen, ataukah hanya menghilangkan sesaat dan tidak diketahui sejak kapan praktik ini mulai ditinggalkan. (Afif Khoirul M)