Advertorial
Intisari-Online.com - Baru-baru saja, beberapa forum diskusi di dunia maya meributkan hal yang sama.
Yaitu mengenai uang kertas Rp2 ribu dan Rp20 ribu.
Masyarakat menilai dua uang kertas itu terlalu mirip, sangat sulit dibedakan, sangat mudah tertukar.
Benarkah seperti itu? Coba kita lihat detailnya!
(Baca Juga:10 Ide Ini Sepele tapi Cerdas, Suatu Saat Mungkin Kita akan Mengunakannya!)
1. Bagian depan
Uang kertas Rp2 ribu bergambar pahlawan Mohammad Hoesni Thamrin. Uang kertas Rp20 ribu bergambar Dr.G.S.S.J. Ratulangi.
Dengan layout yang sama, wajah kedua sosok pahlawan ini sekitas saja sangat mirip.
Bedanya hanya arah hadapnya saja yang saling berbalik arah.
(Baca Juga:Habis Dikebiri Kucing Ini Syok Berat Saat Sadar Alat Kelaminnya Hilang, Ekspresinya Bikin Trenyuh)
2. Bagian belakang
Uang kertas Rp2 ribu bergambar NGarai Sianok dengan tari piring.
Uang kertas Rp20 ribu bergambar Derawan dengan tari gong.
Yang ini lebih mirip lagi layoutnya, mirip pula pose penarinya!
(Baca Juga:Realita Bekerja di Kapal Pesiar: Saat Beban Kerja Tidak Semanis Gajinya!)
3. Warna
Warna uang Rp2 ribu abu-abu dengan sedikit sentuhan hijau kusam.
Warna uang Rp20 ribu hijau terang.
Sekilas memang mirip meski kalau diperhatikan lebih lanjut ya memang berbeda.
Masalanhnya, menurut sejumlah warganet, saat uang Rp 20 ribu kusam, warnany nyaris tidak bisa dibedakan dengan uang Rp 2 ribu.
Selisih angka 0 nya juga cuma satu digit, duh repot banget pokoknya!
Intisari-Online mencoba bertanya pada beberapa responden mengenai pengalaman mereka.
Seorang mahasiswi asal Solo, Dian Noviana Ertanti mengaku sering salah menggunakan kedua uang kertas itu.
"Sering banget salah, kadang mau bayar parkir saja pakai uang Rp 20 ribu, nggak sadar. Apalagi kalau pas malam," kata Dian.
Tidak jauh berbeda, komentar-komentar warganet juga menyatakan bahwa kadang ini merugikan mereka.
"Beli barang, uang kembalian harusnya Rp21 ribu, tapi ketika dilihat dapatnya uang kertas Rp2 ribu dan selembar Rp1 ribu," kata Cynthia, salah satu responden.
Warganet berharap pemerintah seharusnya bisa memberi sentuhan warna yang jauh berbeda antar nominal uang kertas.
Hal ini disebut bisa menjadi penyebab kerugian personal maupun kerugian bagi toko-toko.
Bisa juga jadi alat kesengajaan tindak kecurangan, misalnya sengaja memberi uang kembalian R 2 ribu dan berharap pembeli tidak menyadarinya.
Bagaimana dengan Anda, pernahkan punya pengalaman yang serupa?
(Baca Juga:Dari 'Wanita Vampir' hingga 'Alien', Inilah 10 Hasil Operasi Plastik yang Paling Mengerikan)