"Kucing yang sama terbukti hanya berminat kepada satu jasad saja," tulis para peneliti.
"Kucing itu tidak mencari jasad baru yang diletakkan di sekitar situ pada tahap pembusukan yang sama."
Tim menunjukkan bahwa kasus kucing liar semacam itu (tim percaya mereka tidak dijinakkan, tetapi dilahirkan dan hidup di alam liar) memakan jasad jarang terjadi.
Hal itu karena mereka cenderung lebih suka berburu.
Mereka berharap bahwa laporan ini akan membantu kita memahami perilaku para pemakan jasad ini, yang lazim di AS, dan membantu para penyelidik untuk membedakan antara kerusakan jaringan perimortem dan postmortem.
"Dalam kedua kasus yang dilaporkan di sini, kucing liar menargetkan area yang kulitnya sudah koyak," tulis para peneliti.
"Kedua kucing menunjukkan preferensi untuk tubuh dalam dekomposisi yang relatif awal."
Proses memakan jasad itu dimulai ketika tubuh menunjukkan tanda-tanda awal dekomposisi dan berakhir pada awal dekomposisi lembab.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR