Menurut Muhammad Syakir Muhammad Azmi, seorang praktisi medis Islam Malaysia, jenglot dapat dibuat dari bahan biasa. Harga di mana benda-benda ini dijual tergantung pada seberapa nyata mereka terlihat, meskipun mereka umumnya tidak mahal.
Di sisi lain, benda juga dapat dibuat menggunakan janin hewan.
Jenglot yang terbuat dari bahan ini diyakini lebih berkhasiat, dan karena itu harganya akan jauh lebih mahal di pasaran.
Sebagai benda buatan manusia, jenglot dikatakan tidak memiliki kekuatan sendiri.
Sebaliknya, melalui ilmu hitamlah makhluk-makhluk ini mendapatkan kekuatan gaib mereka.
Dipercaya secara populer bahwa jenglot kemudian dapat melayani tuannya dalam berbagai cara.
Misalnya, memberikan perlindungan, berfungsi sebagai jimat keberuntungan , dan bahkan membalas dendam pada musuh-musuhnya.
Pameran dan Studi Jenglot
Pernah ada pameran jenglot yang digelar di Indonesia dan Malaysia.
Mereka yang tidak percaya bahwa jenglot hanya buatan manusia mengklaim bahwa jenglot dapat dibunuh agar pameran berjalan aman.
Untuk membunuh jenglot, seseorang perlu menangkapnya dalam botol, dan berhenti memberinya makan darah.
Jenglot ini juga menimbulkan keingintahuan dalam komunitas ilmiah, dan beberapa studi telah dilakukan pada makhluk-makhluk ini.
Hasil dari salah satu penelitian tersebut dipublikasikan dalam Jurnal Ilmu Kedokteran Malaysia pada tahun 2009.
Dalam penelitian ini, sampel rambut dari dugaan jenglot dipelajari menggunakan teknik mikroskopis dan molekuler.
Para peneliti menyimpulkan bahwa rambut itu berasal dari manusia, dan mereka ditanamkan di kepala jenglot.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR