"Potensi, belum terjadi. Tetapi beradasarkan data-data geologi, di situ memang ada sebuah megathrust yang berpotensi untuk terjadi gempa bumi mencapai 8 (magnitudo), yang kemudian bisa menghasilkan gelombang tsunami kurang lebih 10 meter," tutur Adi.
Adi menambahkan, daerah yang berisiko paling tinggi berada di tempat yang menghadap langsung dengan zona subdiduksi.
"Yang membuat resah itu, seakan Makassar yang kemudian akan terkena. Padahal jarak antara megathrust ada di utara Pulau Sulawesi dengan Makassar hampir 1.200 kilometer," ucap Adi.
"Kalaupun terjadi yang namanya megathrust (gempa dan tsunami), tentu saja efeknya akan sangat kecil untuk Sulawesi Selatan, bahkan mungkin tidak akan," lanjut dia.
Baca Juga: Sedang Tifus, Ini Makanan yang Harus Dimakan dan Dihindari, Termasuk Susu Hingga Makanan Pedas
Tanggapan BMKG
Secara terpisah, Kepala Bidang Gempa Bumi BMKG Daryono mengatakan bahwa tidak ada zona megathrust di selat Makassar, melainkan hanya di utara Pulau Sulawesi.
Menurut dia, wilayah Pulau Sulawesi merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.
"Disebut seismik aktif karena wilayah ini memiliki tingkat aktivitas gempa yang tinggi," kata Daryono saat diwawancara Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).
Sementara, yang dimaksud dengan kompleks yaitu karena mempunyai banyak sebaran sumber gempa dengan berbagai mekanisme.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR