Namun, ia tidak bisa berjalan dan rasa sakit semakin parah ketika dirinya memasuki kelas 10 SMA.
“Jatuh tahun 2013, operasi tahun 2016,” ujar Sinta, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/12/2019).
Setelah terjadinya peristiwa itu, Sinta berobat ke rumah sakit dan pengobatan alternatif. Namun, sakit yang ia rasakan semakin parah.
“Setelah dirontgen dan MRI dan baru tahu penyakitnya,” kata dia.
Setelah mengetahui kondisi tulangnya, dokter menyarankan agar dilakukan operasi. Akan tetapi, Sinta menghendaki terapi ringan saja.
Ia kemudian disarankan untuk melakukan fisioterapi. Namun keadaan tulangnya tak kunjung membaik.
“Akhirnya dokter nyuruh aku buat operasi, aku sempat enggak ke rumah sakit 1 bulan karena aku takut. Itu bukan operasi biasa. Tulang ekor itu katanya bahaya banget makanya aku takut di situ dan makin depresi,” ujar dia.
Sinta akhirnya mengikuti anjuran dokter untuk dioperasi setelah kondisinya semakin parah, tak bisa jalan dan duduk.
Baca Juga: Meski Dipimpin Diktator, Korea Utara Bukanlah Negara Paling Berbahaya di Dunia, Tapi Negara Ini
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR