Pada masa ini, Ratu juga memiliki pembuat kue jahe yang sangat andal.
Ia pun meminta dibuatkan kue jahe dengan bentuk seorang pria.
“Di setiap perjamuan, Ratu selalu menghidangkan kue jahe pria ini untuk merepresentasikan pejabat asing dan orang-orang di kerajaannya,” papar Carole.
Namun, bukan hanya Ratu yang mengonsumsi kue jahe.
Pada masa itu, “gingerbread men”, juga digunakan oleh praktisi obat – yang kadang disebut penyihir atau ahli sulap – sebagai ‘token cinta’ untuk para perempuan muda.
“Jika perempuan-perempuan itu berhasil membuat pria idamannya makan kue jahe berbentuk laki-laki itu, maka pria tersebut dipercaya akan jatuh cinta juga kepadanya,” kata Carole.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR