Salah satu contoh yang kualami waktu aku duduk di kelas I SMP di Hamburg. Aku nakal dan bosan bersekolah.
Meski selalu mendapat nilai "A" aku merasa seperti seorang badut dan tak memiliki tantangan. Akhimya, pada waktu aku masih berusia 13 tahun, langsung naik ke kelas III.
Bergaul dengan kawan-kawan yang tidak seusia, aku terjebak dan belum siap memasuki pergaulan remaja yang menghebohkan.
Pada masa itu, remaja Jerman tahun 1970-an suka berpesta. Aku ikut-ikutan teman untuk menghadirinya. Dampaknya buruk sekali.
Teman-teman baru, suasana yang berbeda, membuatku begitu tertekan hingga nilai-nilaiku merosot.
Lagi-lagi, ibuku yang lemah lembut, dengan sabar dan telaten "membinaku" agar fokus kembali pada kegiatan sekolah. (ktw)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR