Selanjutnya, Susi memaparkan apa yang dilakukan oleh berbagai negara untuk melarang pengambilan bibit lobster.
Dalam cuitan lain, Susi juga sempat menyindir tentang kata "tenggelamkan" yang sekarang seolah menjadi momok bagi orang Indonesia sendiri.
Susi kemudian menutup kultwitnya mengenai lobster dengan kita semua untuk menjaga laut demi masa depan bangsa Indonesia.
Australia, India, Cuba dll yg ada Panulirus Hommarus mrk tidak ambil bibitnya, mrk ambil size tertentu saja. Australia min 1 pound &max size jg diatur. Yg besar bisa jadi indukan yg produktif. Mrk tidak budidayakan bibit, tidak ekspor bibit. Apakah krn mrk lebih bodoh dr kita????
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 17, 2019
Kata'Tenggelamkan' jadi momok besar bagi kita. Padahal kata itu adlh kata yg tadinya menakutkan para pencuri ikan kita????Ikan ajan mati kalau tidak ditangkap. Lobster pun aka mati kalau tidak ditangkap/ dibudidaya????Ikan tidak berKTP& berpaspor????Ikan berenang lewati perbatasan????
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 17, 2019
Lautan NKRI begitu kaya ribuan ragam jenis ikan, udang, crustacean, coral dll; Potensi &Persoalan ttg perdagangan dll.Tapi dr 3 thn yg lalu hanya omong : Bibit Lobster ekspor &budidayanya ?Penenggelaman kapal Pencuri ikan?Kapal ikan Asing/ex asing ?Ada magnet apa yg sangat kuat?
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 17, 2019
Sy sdh Jawab hal2 td bbrp waktu/thn yg lalu. Jejak digital/You tube& wawancara pasti ada. Cari &pelajari. Ingat Djuanda & UNCLOSE 1982 telah memberikan NKRI Kedaulatan Laut sd 200 NM sbgai Zone Economi Exlusivenya untk Kesejahteraan Bangsa Kita. Laut Masa Depan Bangsa Indonesia
— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 17, 2019
KOMENTAR