Qandeel telah lulus dari universitas di bidang pemasaran pada 15 tahun yang lalu.
Akan tetapi, hingga saat ini, ia belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bidang studinya.
"Selama kuliah, saya dulu bekerja untuk membayar biaya kuliah saya sendiri. Setelah lulus, saya memulai perjalanan mencari pekerjaan yang membuatku frustasi, tetapi tidak pernah berhasil," kata Qandeel, dikutip dari MEE.
Seiring berjalannya waktu, harapan Qandeel untuk memiliki penghasilan tetap, apartemen, dan seorang pendamping hidup kian pupus.
"Ayah saya sudah tua dan sakit. Saya berjuang bersama saudara lelaki saya agar seluruh keluarga tetap bisa makan," kata dia.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya itu, ia mengambil beberapa pekerjaan berbahaya di bidang konstruksi.
Akibat kerja keras yang berkepanjangan itu, Qandeel harus menjalani dua operasi. Ia pun tidak diperbolehkan lagi melakukan aktivitas fisik yang intens.
Kondisi tertsebut semakin membuatnya tenggelam dalam keputusasaan dan mengubur dalam-dalam impiannya tentang pernikahan.
Baca Juga: Disebut Bangun Rumah di Area Terlarang, Israel Robohkan Rumah-rumah Warga Palestina
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR