Cetak biru yang dimaksud adalah semua hal yang terkait dengan kurikulum, pengembangan guru, penganggaran dan hal lain yang berkaitan dengan pendidikan ke depannya.
"Kalau kita bicara cetak biru, kita tidak hanya bicara untuk 2 tahun, 3 tahun, kita bicara untuk 5 tahun, 10 tahun.”
“Jangan ganti menteri ganti kebijakan, ganti kurikulum," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim berharap, Ujian Nasional dihapuskan bukan di tahun ajaran 2020-2021.
Tetapi seharusnya sudah dihapuskan di tahun ajaran 2019-2020.
Ia meminta Pemerintah harus mengupayakan segala cara agar anggaran yang dibutuhkan untuk pengangkatan guru.
"Mengingat 52% guru kita saat ini tidak jelas statusnya, tidak jelas pengangkatannya dan juga tidak jelas pendapatannya," ujar Ramli.
Ramli menilai, Ujian Nasional faktanya tidak memberi manfaat signifikan baik terhadap respon Pemerintah terhadap sekolah-sekolah yang tertinggal, maupun upaya-upaya pemerintah sebagai dampak dari hasil Ujian Nasional tidak terlihat sama sekali di lapangan.
"Jika Ujian Nasional dianggap sebagai sebuah pemetaan maka sesungguhnya Ujian Nasional ini tidak berarti sama sekali," ungkap dia.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR