Pilot-pilot Amerika dan negara-negara Sekutu pun perlu mengidentifikasi pasukan di darat sebagai pasukan sendiri atau pasukan musuh, sebab para pasukan bergerak di dalam hutan yang rapat.
Warna-warna granat asap ini juga dijadikan titik-titik penanda area yang mau dibom Amerika.
Dalam kurun 3 tahun di era Perang Dunia II (1942-1945), granat asap diproduksi lebih dari 5 juta silinder oleh Dinas Peperangan Kimia AS (Chemical Warfare Service).
Akan tetapi, negara-negara Blok Poros tak ketinggalan dalam merespons strategi granat asap Amerika.
Mereka juga menciptakan granat asap dengan aneka warna, meski jangka waktu mengepulnya kalah lama.
Jerman, misalnya, menggunakan granat asap dengan kode warna menyesuaikan granat asap Amerika. Tujuannya, mengecoh pesawat tempur Amerika.
Mereka berharap, pilot pesawat tempur Amerika di udara berhasil dikelabui dan akhirnya menyerang atau mengebom teritori pasukan Amerika sendiri.
Seiring berjalannya waktu, teknologi granat asap tak ditinggalkan oleh militer Amerika. Amerika kembali memakai granat asap dalam Perang Vietnam.
Granat itu dipakai karena hutan Vietnam demikian lebat dan menyulitkan pasukan darat serta udara Amerika berkomunikasi.
Dalam Perang Vietnam, granat asap Amerika semakin luas dan kuat jangkauannya.
Bahkan, dalam porsi berlebihan, asap dari granat itu dapat meracuni penghirupnya serta menimbulkan kebakaran. (Vitorio Mantalean)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Granat Asap Pertama Kali Diproduksi pada Perang Dunia II untuk Sinyal dan Kamuflase")
Baca Juga: 5 Gejala Awal Serangan Jantung yang Jarang Sadari, Salah Satunya Sendawa
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR