Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Lamongan yang berdinas di Polsek Babat ini menjelaskan, untuk saat ini OGUS baru dapat melayani beberapa orang siswa yatim piatu yang ada di tiga kecamatan.
Sebab, kendaraan dan tenaga ojek masih terbatas. Baru sebatas di Kecamatan Modo, Babat, serta Kedungpring.
"Mohon maaf, karena tenaga dan unit kendaraan masih terbatas, jadi belum semua dapat terlayani.”
“Namun ini Alhamdulillah, ada tambahan lagi dari donatur satu sepeda motor dan satu tossa (kendaraan bermotor roda tiga), mungkin minggu depan sudah mulai bisa digunakan," kata Purnomo.
Dia optimistis tambahan kendaraan yang disumbang oleh para donatur dapat lebih banyak melayani siswa yatim piatu untuk berangkat ke sekolah.
Sementara, tenaga pengantar atau tukang ojek yang mengantar anak-anak, berasal dari anggota yayasan komunitas sosial Berkas, terutama para guru swasta.
Angkutan bagi guru
Purnomo mengatakan, antar jemput siswa yatim piatu bukan satu-satunya tujuan.
Program sukarela ini juga sekaligus membantu para guru swasta yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor.
"Ide pertama kami, selain ingin mengantar anak yatim piatu ke sekolah, kami juga ingin memberikan fasilitas kepada para guru swasta."
"Dalam hal ini anggota Berkas yang kebanyakan tidak mampu membeli sepeda motor atau sepeda motornya yang sudah usang, tapi belum mempunyai uang untuk membeli unit yang baru," kata dia.
Menurut Purnomo, guru-guru honorer tersebut boleh menggunakan sepeda motor, dengan syarat mau memberikan layanan jasa antar jemput siswa yatim piatu ke sekolah.
Untuk sepeda motor, Purnomo mengatakan, karena statusnya sumbangan dari para donatur dan menjadi inventaris komunitas, maka hanya akan dipinjam oleh guru dan anggota komunitas.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR