- Scleroderma
Memengaruhi kulit dan struktur lainnya, menyebabkan pembentukan jaringan parut. Fitur termasuk penebalan kulit, borok kulit dan sendi yang kaku.
- Lupus erythematosus sistemik
Mengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejalanya di antaranya peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang khas.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat.
Mendeteksi autoimun
Sangat sulit untuk mendeteksi gangguan autoimun.
Apalagi, jika gangguan yang dialami masih dalam tahap awal dan banyak organ atau sistem yang terlibat.
Meski demikian, metode diagnosa yang bisa dilakukan adalah: Pemeriksaan fisik Riwayat kesehatan Tes darah, termasuk yang mendeteksi autoantibodi Biopsi Sinar X.
Selain itu, tidak ada pemeriksaan tunggal yang dapat mendeteksi sebagian besar penyakit autoimun.
Dokter biasanya akan menggunakan kombinasi tes serta memeriksa gejala dan fisik kita untuk memberikan diagnosa pasti.
Biasanya, tes antibodi antinuklear (ANA) seringkali menjadi salah satu tes pertama yang digunakan dokter ketika pasien menunjukan gejala penyakit autoimun.
Tes antibodi anti-nuklear berfungsi untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun).
Namun, tes tersebut tidak dapat memberikan hasil pasti jenis gangguan autoimun apa yang terjadi pada pasien.
Untuk mendapatkan hasil spesifik, dokter juga memeriksa peradangan dalam tubuh yang disebabkan oleh penyakit ini. (Ariska Puspita Anggraini)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...")
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR