Seperti yang dikatakan Zuhaib, "Saya melakukan hal yang baik."
"Saya sudah berjanji akan melakukannya, saya tidak bisa berhenti sekarang."
Menurut asosiasi bisnis, proyek Zuhaib tersebut membuat 'kekhawatiran' bisnis lain mungkin dirugikan karena para tunawisma datang ke daerah tersebut.
Zuhaib telah tinggal di Selandia Baru selama delapan tahun terakhir, setelah meninggalkan negara asalnya Pakistan ketika distrik asalnya Parachinar berada di bawah kendali Taliban.
Istrinya meninggal tiga bulan sebelum dia pergi, dan Zuhaib mengambil keputusan untuk meninggalkan anak-anaknya bersama nenek mereka ketika dia pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah.
Dia tiba di Selandia Baru hanya dengan $ 20 (Rp281.000).
Setelah bekerja untuk memiliki toko kebab sendiri, anak-anak Zuhaib dapat bergabung dengannya di Auckland setahun kemudian.
Zuhaib mengatakan proyek tunawisma adalah 'satu hal kecil' yang bisa dia lakukan untuk memberikan imbal balik kepada masyarakat, karena dia mengatakan dia tahu bagaimana rasanya berjuang.
Baca Juga: Bangkai Babi Ditemukan di Jalan-jalan, 'Ini Tadi Siang Ditemukan Sekitar Pukul 12.00 Lewat'
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR