Hal tersebut disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain dalam tubuh.
Penyakit DM sendiri terbagi menjadi dua tipe, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.
Penyakit DM tipe 1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin.
Selain itu, DM tipe 1 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya belum diketahui.
Baca Juga: Semakin Meningkat Penderita Diabetes, Kenali dan Waspadai Gejala Awal Penyakit Ini
Sejauh ini, DM tipe 1 tidak dapat dicegah dan dapat dialami siapa saja.
Adapun, DM tipe 2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.
Apabila produksi insulin berkurang, menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Salah satu dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Aman Pulungan, seperti dilansir dari kompas.com, menyampaikan terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai apabila anak menderita DM.
Baca Juga: Kurangi Ancaman Diabetes? Lakukan Hal Sederhana Ini Agar Tubuh Tetap Bergerak
Gejala tersebut antara lain
"Kalau ada anak haus, sering minum, makan banyak, sering kencing dan mengompol, hal yang pertama yang harus dipikirkan adalah diabetes," kata Aman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/1/2019).
Diagnosis
Di Indonesia, penyakit DM tipe 1 pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus.
Kemudian disusul oleh kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus. Terdapat 146 kasus untuk usia kurang dari 5 tahun, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Cur Putri Ariane mengatakan bahwa permasalahan DM lainnya di Indonesia adalah terkait terdiagnosis dan tidak terdiagnosisnya penyakit tersebut.
Menurut Riskesdas 2013, dari jumlah penduduk Indonesia, terdapat 6,9 persen orang dengan DM. Namun 69,9 persen penyakit DM tidak terdiagnosis, dan 30,4 persen sisanya terdiagnosis.
Baca Juga: Ini 5 Manfaat Luar Biasa Jika Anda Mengurangi Konsumsi Daging, Termasuk Kurangi Risiko Diabetes
Pengontrolan
Penyakit DM memang tidak dapat disembuhkan, tapi penyakit ini dapat dikontrol dan dicegah.
Pengontrolan dan pencegahan yang dapat dilakukan oleh orangtua, salah satunya adalah dengan kontrol metabolik pada anak-anak.
Kontrol metabolik dapat dilakukan dengan mengupayakan kadar gula dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak menjadi kekurangan glukosa dalam darah.
Pengelolaan dilakukan dengan pemberian tata laksana yang sesuai baik insulin atau obat-obatan, pengaturan makan, olahraga, edukasi, pemantauan gula darah secara mandiri, dan menerapkan gaya hidup sehat pada anak-anak.
"Upaya pencegahan itu perlu disosialisasikan tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga perlu dilakukan oleh semua sektor termasuk masyarakat," ujar Cut Putri Ariane.
Berikut beberapa gaya hidup sehat yang dapat diterapkan kepada anak-anak dari Kementerian Kesehatan.
1. Pertahankan berat badan ideal
Baca Juga: Terlalu Sering Konsumsi Gula, Bukan Hanya Diabetes Akibatnya Tapi Juga Picu Osteoporosis
Orangtua dapat mengontrol berat badan anak agar ideal. Apabila berat badan anak berlebih, maka dapat diupayakan untuk mengurangi sekitar 5-10 persen.
Hal ini berguna untuk mengurangi risiko DM pada anak. Selain itu, deiperlukan juga diet kalori dan rendah lemak.
Ini sebagai cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe 2.
2.Makan buah dan sayur
Orangtua dapat memberikan asupan bergizi kepada anak-anaknya, seperti memperbanyak buah dan sayur.
3.Kurangi minuman manis dan bersoda
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi pemberian minum-minuman manis dan bersoda.
4.Olahraga
Usahakan untuk aktif berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Selain untuk mencapai berat badan ideal, hal ini juga dapat menekan tingginya risiko DM tipe 2.
Berolahraga juga dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.
5.Batasi gadget
Orangtua dapat membatasi waktu penggunaan gadget pada anak. Hal ini dilakukan karena apabila anak terlalu lama menggunakan gadget, maka sama saja dengan membiarkan tubuh anak tidak bergerak dalam waktu yang lama.
Baca Juga: PeduliTubuhmu: Perhatian Buat Penderita Diabetes dan Hipertensi, Jangan Sampai Waktu Tidur Kurang dari 6 Jam, Ini Penjelasannya!
Source | : | Kompas.com,nova.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR