Sayangnya, tak jarang ibu yang mengeluh bekas luka tersebut terasa panas dan gatal.
Bekas luka yang terasa panas dan gatal sebenarnya wajar saja terjadi.
Biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 minggu hingga bekas luka benar-benar sembuh.
Namun hati-hati, dalam beberapa kasus bekas luka yang terasa panas dan gatal bisa menandakan terjadinya infeksi.
Baca Juga: Alami Nyeri Punggung Pasca Melahirkan Secara Sesar? Jangan Takut Ini Cara Mengatasinya
Para dokter biasanya menyebutkan infeksi ini sebagai infeksi situs bedah atau SSI.
Saat seseorang menjalani infeksi, ia kemungkinan mengalami infeksi situs bedah sekitar 1-3%.
Infeksi situs bedah biasanya terjadi dalam 30 hari setelah operasi. Centers for Disease Control and Prevention atau CDC menjelaskan setidaknya 3 jenis infeksi situs bedah:
1. Insisional superfisial SSI: Infeksi ini terjadi hanya di daerah kulit di mana sayatan dibuat. Gejalanya, dapat menghasilkan nanah dari tempat luka.
2. Deep incisional SSI: Infeksi ini terjadi di bawah area insisi di otot dan jaringan di sekitar otot. Juga dapat menghasilkan nanah.
Tempat luka dapat dibuka kembali dengan sendirinya, atau ahli bedah dapat membuka kembali luka dan menemukan nanah di dalam luka.
3. Organ or space SSI: Jenis infeksi ini terjadi di area mana pun di tubuh selain kulit, otot, dan jaringan sekitarnya yang terlibat dalam operasi. Termasuk organ tubuh atau ruang antar organ.
Infeksi situs bedah bisa menyebabkan kemerahan, penyembuhan yang tertunda, demam, nyeri, kelembutan, kehangatan, atau pembengkakan.
Organ or space SSI mungkin mengeluarkan nanah yang berasal dari saluran yang ditempatkan kulit ke rongga atau organ tubuh.
Kumpulan nanah ini disebut pula abses, yakni daerah tertutup nanah dan jaringan yang hancur yang dikelilingi oleh peradangan.
Abses dapat terlihat ketika ahli bedah membuka kembali luka atau dengan studi X-ray khusus.
Infeksi situs bedah umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan Pseudomonas.
Bakteri ini dapat menginfeksi luka bedah melalui berbagai bentuk kontak, seperti dari sentuhan pengasuh yang terkontaminasi atau instrumen bedah, udara, atau bakteri yang sudah ada atau di tubuh dan kemudian menyebar ke luka.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko lain infeksi situs bedah yaitu melakukan operasi yang berlangsung lebih dari 2 jam, memiliki masalah atau penyakit medis lainnya, lanjut usia, kelebihan berat badan, merokok,atau mengalami kanker.
Bisa juga pasien memiliki sistem kekebalan yang lemah, ada riwayat diabetes, pernah melakukan operasi sebelumnya terutama di perut, dan lain-lainnya.
Untuk mencegah infeksi situs bedah sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai hal apa saja yang perlu dilakukan.
Baca Juga: Alami Nifas Selama 3 Bulan Setelah Operasi Caesar, Ternyata Ada Benda Asing Membusuk di Perutnya
Kebanyakan infeksi situs bedah dapat diobati dengan antibiotik. Namun dalam beberapa kasus dibutuhkan operasi atau prosedur tambahan untuk mengobati infeksi situs bedah.
Untuk mencegah infeksi pasca operasi, pastikan setelah pulang ke rumah, rajin mengganti balutan luka/plester, terutama bila terlihat rembesan, basah atau kotor.
Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan luka/mengganti perban. Jangan terlalu sering menyentuh bekas luka untuk menghindari terjadinya infeksi.
Penggunaan silikon gel, gel luka, ataupun krim untuk memperbaiki penampakan luka sebaiknya digunakan setelah luka operasi sembuh sempurna, umumnya setelah 3 minggu, dan digunakan sesuai arahan dokter. (Soesanti Harini Hartono)
Baca Juga: Jalani Operasi Caesar Tanpa Dibius, Wanita Ini Gugat Rumah Sakit, Tak Terbayang Sakitnya
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Penelitian di Inggris, 1 dari 10 Wanita yang Menjalani Sesar Menderita Infeksi Pasca Operasi, Ini Bahayanya”
Source | : | Gridhealth.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR