Antara 1938 - 1939 di Prancis, Sumitro bergabung dengan kelompok sosialis dan berkenalan dengan tokoh dunia seperti Andre Malraux, Jawaharlal Nehru, Henri Bergson, dan Henri Cartier-Bresson.
Sempat ikut latihan militer di Catalonia, tapi gagal masuk Brigade Internasional karena belum 21 tahun umurnya.
Dari Paris, Sumitro kembali ke Rotterdam, melanjutkan studi ekonomi. la memasuki periode penulisan disertasi saat Nazi Jerman menyerang Belanda, 5 Mei 1940.
Pimpinan Nederlandse Economische Hogeschool menunjuk Prof. Dr. G.L. Gonggrijp sebagai promotornya.
Disertasinya mengenai "Kredit Rakyat (Jawa) di Masa Depresi" diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi Nederlands Economische Hogeschool.
Gelar Master of Arts (MA) diraih tahun 1940. Usianya bam menjelang 26 tahun saat ia menyandang gelar doktor ilmu ekonomi.
Belajar jadi "penyelundup"
Pada masa proklamasi kemerdekaan RI, Sumitro tergolek sakit di pembaringan hampir setahun lamanya. Ia menjalan operasi tumor usus besar tanpa antibiotika. Beruntung ia selamat dari ancaman maut.
Pagi, 18 Agustus 1945, Kota Rotterdam dikejutkan oleh berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di Radio Hilversum. Berita itu memberikan kekuatan" sugestif bagi kesembuhannya.
Saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bersidang di Church House, London, 17 Januari 1946, ia dan Mr. Zairin Zain ikut hadir.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR