Pada saat berbicara, tim yang menyamar bahkan sering mendengar penjual berbicara rasis mengenai para wanita yang diiklankan.
Para pengguna aplikasi yang bertindak seolah-olah pemilik para wanita itu juga mengatakan untuk tidak memberikan hak-hak dasar mereka, seperti hari libur mereka.
Seorang polisi pria mengatakan mengenai bagaimana pekerja rumah tangga digunakan sebagai komoditas di Kuwait.
"Anda akan menemukan seseorang membeli pembantu seharga $ 2.000 (Rp28 juta) dan menjualnya seharga $ 3.300 (Rp46 juta)," katanya.
Baca Juga: Makhluk Misterius Bertubuh Separuh Kucing dan Separuh Kadal Ditemukan di Pantai, Hewan Apa Itu?
Tim yang menyamar sempat ditawari seorang gadis 16 tahun yang dipanggil Fatou (bukan nama asli).
Fatou diperdagangkan dari Guinea di Afrika Barat dan dipekerjakan di Kuwait sebagai pembantu rumah tangga selama 6 bulan, padahal hukum Kuwait mengatakan pekerja rumah tangga harus berusia di atas 21 tahun.
Selama bekerja, Fatou tidak diberi waktu istirahat, paspor, teleponnya diambil, dan dia pun tidak diizinkan meninggalkan rumah sendirian.
Pemerintah Kuwait menyatakan 'perang dengan perilaku semacam itu' dan bersikeras bahwa aplikasi itu akan 'sangat diteliti'.
Sampai saat ini, tidak ada tindakan yang signifikan yang dilakukan terhadap platform. Dan belum ada tindakan hukum terhadap wanita yang menjual Fatou.
Sejak tim BBC menghubungi aplikasi dan perusahaan teknologi tentang temuan mereka, 4Sale telah menghapus bagian pekerja rumah tangga dari platformnya.
Facebook juga mengatakan telah melarang tagar #maidsfortransfer.
"Kami akan terus bekerja dengan penegakan hukum, organisasi ahli dan industri untuk mencegah perilaku ini di platform kami," tambah juru bicara Facebook.
4Sale mungkin telah mengatasi masalah tersebut, tetapi pada saat publikasi, ratusan pekerja rumah tangga masih diperdagangkan di Haraj, Instagram, dan aplikasi lain yang telah dilihat BBC.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR