Dirinya berharap Susi juga membangun fasilitas penangkaran ikan bagi para nelayan Indonesia sehingga pemanfaatan sumber daya alam di laut semakin optimal bagi mereka.
Apakah Susi menuruti permintaan Luhut tersebut? Tentu saja tidak.
Susi bergeming dan tetap menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan lainnya.
Bagi Susi, semua tergantung pengadilan. Keputusan penenggelaman itu pun bukan kemauan dia sendiri.
"Kalau itu (penenggelaman) keputusan pengadilan, saya yang tenggelamkan," tutur Susi di Monaco, Prancis, Kamis (6/12/2018).
Tentang perbedaan-perbedaan itu dan alasan Susi berani melawan luhut, tak lain karena itu adalh hal lumrah.
Susi mengatakan, perbedaan pendapat itu adalah hal yang lumrah.
Dia bilang, tidak ada yang aneh soal itu.
Namun sebut dia, tidak semua apa kata atasan harus diikuti.
"Berbeda pendapat itu biasa. Jangan ikut-ikut apa kata orang, saran orang, termasuk tentunya atasan.
Nanti kalau Anda dituntut pertanggungjawaban atas pekerjaan Anda tidak bisa (karena ikut kata atasan), bagaimana?" ucap Susi Pudjiastuti di Jakarta, Jumat (18/10/2019), sebagaimana dilansir Tribunnews.com.
Alih-alih mengikuti apa kata atasan, dia lebih memilih mengikuti prinsip yang dianggapnya benar.
Sekalipun itu dianggap keras kepala.
"Ya lebih baik saya keras kepala mempertahankan prinsip dan tahu pasti bahwa itu benar, dan saya akan tanggung jawab," kata Susi.
Dengan begitu kata Susi, seseorang akan lebih bertanggungjawab dan siap disalahkan bila memang hal itu merugikan mayoritas masyarakat.
"Jadilah saya siap disalahkan, tapi saya harus lakukan dulu.
Kalau sudah benar, ya sudah," ungkapnya.
Susi mengaku, setiap kebijakan yang dia ambil sudah dia pikirkan matang-matang dan berdasarkan hasil analisa.
Sumber: Menteri Susi Pudjiastuti Ungkap Alasan Berani Lawan Luhut Pandjaitan dan Sering 'Membangkang', Susi Dipastikan Tak Berkutik Jika Tetap jadi Menteri karena Kini Luhut Diberi 'Kesaktian' Ini oleh Jokowi
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR