Agar bisa membeli beras, nenek Luspina menggantungkan hidupnya dari satu pohon mente yang tumbuh di depan gubuknya. Biji mente itu dijualnya, satu kilo sampai dua kilo.
“Belum lama ini saya ada jual mente dan uang ada Rp 300.000. Tetapi, pas saya tidur siang, uang itu dicuri orang. Sekarang sudah tidak ada uang lagi. Mau beli beras sudah tidak bisa. Jadinya tunggu orang kasih baru bisa makan. Kalau tidak, ya saya tahan saja rasa lapar,” ungkap nenek Luspina, sembari menggosok air matanya.
Tidak hanya makan, untuk memperoleh air minum juga nenek Luspina sangatlah susah.
Begitupula minyak tanah dan kayu api. Letak rumah nenek Luspina masuk dalam wilayah Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikka. Jarak dari kantor pemerintahan sekitar 2 kilometer. (Nansianus Taris)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Nenek Luspina, Hidup Menahan Lapar di Gubuk Reyot Tanpa Listrik"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR