Sebutan ini dinilai cocok dengan pembawaan Soeharto selama menjadi Presiden kedua RI. Tidak mudah bagi orang untuk mengerti dan memahami setiap senyumannya yang kelihatan khas.
Bahkan, Hayono Isman, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), salah mengartikan. Ia menyangka Pak Harto setuju diadakan seminar nasional soal Nawaksara, padahal sebaliknya.
Era Reformasi
Ketika Soeharto lengser, 21 Mei 1998, BJ Habibie yang saat itu menjadi wakil presiden, segera dilantik sebagai Presiden ketiga RI pada hari yang sama. Latar belakangnya sebagai teknokrat dan ilmuwan menjadikan dirinya terlihat berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya.
Bola matanya yang bulat berbinar-binar dan gerak tubuhnya yang selalu aktif membuat suasana lebih ceria.
Presiden BJ Habibie sering bercerita kepada wartawan tentang kegiatannya berenang sebelum berangkat ke Istana Kepresidenan. Ia juga sering melantunkan lagu ”Widuri” (ciptaan Adriyadi) dalam berbagai kesempatan, termasuk acara di Istana Negara. (Kompas, Selasa, 6/4/2010).
Habibie juga menggemari karya Ismail Marzuki dan sering menyanyikan lagu karyanya, ”Sepasang Mata Bola”.
Bagi Mohamad Sobary, Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur layak disebut raja humor. (Kompas, 24 September 2000). Diceritakannya, saat menonton ketoprak humor di Taman Ismail Marzuki tahun 2000, Gus Dur yang menjabat sebagai presiden pada 20 Oktober 1999-23 Juli 2001 mengatakan, Pak Harto adalah presiden new order, Pak Habibie merupakan presiden in order, sedangkan dirinya sendiri ialah presiden no order.
Megawati Soekarnoputri menjadi perempuan presiden pertama Indonesia sejak 23 Juli 2001. Ditempa dari perjuangannya selama aktif di partai politik, membuat Presiden kelima RI itu berani datang ke daerah konflik seperti di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Papua untuk menyapa warga.
Source | : | Fotokita.id |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR