Baca Juga: Asyik, Mulai 17 Januari, Penumpang Kereta Api Bisa 'Check-in' di Semua Stasiun KA Jarak Jauh
"Makanya (isu) di internet itu yang buat siapa? Saya bingung itu, sedangkan hakim sendiri mengatakan (saya) nggak loncat," paparnya.
"Ada katanya saya loncat, itu bohong sekali, itu orang fitnah, jelas fitnah!" tandas kakek renta ini.
Penderitaan Slamet tak berhenti sampai di situ.
Ancaman demi ancaman terus didapat oleh Slamet atas kejadian itu.
Ia bahkan hampir diculik saat dirawat di rumah sakit yang kacanya sudah dipecah oleh seseorang.
Slamet akhirnya harus menjalani hukuman penjara selama kurang lebih 3 tahun 3 bulan.
Karena hal itu, istrinya pun meninggalkannya dan minta cerai.
Usai keluar dari penjara, Slamet pun harus menelan kenyataan pahit lantaran istrinya sudah direbut rekan sesama masinis.
Namun Slamet berusaha ikhlas atas keadaan tersebut.
Kini Slamet masih menunggu haknya sebagai pensiunan PT KAI.
Proses hukum yang sempat menjeratnya membuat Slamet tak bisa mendapatkan hak layaknya pegawai yang lain.
"Saya mohon hak saya dikeluarkan, uang pensiun," ungkap Slamet.
"Karena sekalipun saya dipenjara ‘kan bukan karena saya berbuat jahat, ‘kan ini musibah, kecelakaan," lanjutnya.
Demi menyambung hidup, Slamet kini bekerja sebagai pedagang asongan. (Ayu Wulansari Kushandoyo Putri)
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul “Pengakuan Masinis yang Selamat dari Tragedi Bintaro 1987: Ada yang Bilang Saya Loncat, Itu Bohong Sekali, Itu Fitnah!”
Baca Juga: Mulai Sekarang, Jangan Buang 'Boarding Pass' Kereta Api Anda, Bisa dapat Tiket Gratis!
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR