"Yang seharusnya saya di Sudimara bersilangan dengan KA 220 dibatalkan oleh PPKA yang sedang dinas," kata Slamet dikutip Grid.ID dari YouTube Kisah Tanah Jawa (11/10/2019).
"Berarti saya nunggu di jalur 3. Karena belum ada perintah berangkat, saya tetap menunggu," lanjutnya.
"Jadi kalau ada orang mengatakan berangkat sendiri itu bohong, apa untungnya saya memberangkatkan kereta sendiri," ungkap lelaki renta itu.
Setelah menunggu beberapa saat, Slamet pun akhirnya memberangkatkan kereta sesuai instruksi.
Beberapa saat perjalanan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada sinyal apapun yang Slamet terima.
Namun alangkah terkejutnya ia ketika dari arah berlawanan, tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran.
Padahal Slamet sudah mengantongi PTP (Pemberitahuan Tentang Persilangan) yang seharusnya situasi sudah aman.
Baca Juga: 20 Sapi Mati Ditabrak Kereta Api, Mereka Diduga Telah Mengembara Sejauh 8 Kilometer Sebelumnya
Tanpa pikir panjang, Slamet langsung menarik rem bahaya, namun usahanya sia-sia karena jarak kedua kereta sudah terlalu dekat.
"Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan," papar Slamet.
Akibat tabrakan itu, Slamet terpental di dalam lokomotif dan mukanya terkena remukan kaca.
Source | : | Grid.id |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR