"Ini adalah salah satu kasus yang diterima tim saya, kami menerima email dari bocah itu. Dia memberi tahu saya bahwa dia mengetahui dirinya memiliki gejala HIV berdasarkan bacaan di blog."
Hamli mengisahkan pada akhirnya bocah tersebut memeriksakan diri ke rumah sakit, dan benar ia positif HIV.
"Ketika dia pergi ke rumah sakit, dia positif HIV tetapi dia pemalu. Anaknya sedikit lembut. Ayah dan ibunya mengurung dia dalam kamar untuk menghindari opini publik."
Akhirnya Hamli dan timnya kesulitan untuk membantu remaja tersebut karena orangtuanya akan marah.
Baca Juga: Ashanty Didiagnosis Idap Autoimun: Kenali Hubungan Vitamin D dan Autoimun
"Butuh beberapa saat bagi kami untuk naik van membawanya ke rumah sakit. Tapi ketika ayahnya melihat kami, dia marah-marah."
Melanjutkan ceritanya, dia mengatakan semuanya tampak tertunda karena korban sudah terinfeksi beberapa penyakit terkait HIV termasuk kegagalan organ.
Akhirnya remaja tersebut mengembuskan napas terakhirnya sekitar bulan Syawal tahun 2013.
Hal yang disayangkan Hamli dan timnya adalah jika remaja itu mendapatkan perawatan lebih awal, dia mungkin tak harus meninggal dunia secepat itu.
Baca Juga: Proteksi Gadget EASYCOVER & MAXCOVER, Kolaborasi Allianz Indonesia dan Home Credit Indonesia
Source | : | MSTAR |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR