Natarajan pun mulai memasukkan daging ke dalam pola makannya dan memastikan ia menerapkan pola defisit kalori, serta tidak makan berlebih setiap harinya.
Ia menargetkan defisit 500 kalori setiap harinya. Usaha tersebut membuatnya bisa menurunkan 0,5 kilogram lemak setiap minggu, karena setiap 0,5 kilogram sama dengan 3.500 kalori.
Natarajan menggunakan estimasi persentase lemak online untuk mengalkulasi nilai tersebut dan memasukkannya ke kalkulator "If It Fits Your Macros" atau IIFYM.
Penghitungannya menghasilkan 1.850 kalori sebagai Total Pengeluaran Energi Harian (TDEE). TDEE adalah total jumlah kalori yang dibakar tubuh setiap harinya.
"Karena aku sudah menutup semua defisit kalori dengan total asupan, maka aku tidak perlu melakukan kardio saat berolahraga untuk membakar kalori," ucap dia.
Untuk menjaga berat badannya tetap stabil, angka tersebut harus sama dengan energi tubuh yang dikeluarkan.
Setelah mencapai target berat badan yang diinginkannya, Natarajan menjaga asupan kalori 1.350 kalori setiap hari, mengonsumsi daging, namun tidak mengikuti aturan jam makan tertentu.
Dia pun mengonsumsi makanan yang cocok dengan kebutuhan makronutrien tubuhnya.
"Menurutku, daging membawa protein dalam jumlah sangat banyak, namun dengan tingkat kalori rendah."
"Jadi, melalui daging akan lebih mudah aku mencapai target kalori harian," kata dia.
Berikut contoh pola makan yang dijalani Natarajan:
Sarapan: shake protein dan dua sendok whey protein dicampur air atau susu.
Makan siang: kacang panjang dan wortel rebus diikuti camilan protein pada sore hari.
Makan malam: Nasi, sambar (sup sayur ala India), kentang, acar, dan papad (kerupuk khas India).
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR