Mengutip dari keterangan dokter ahli kandungan, dr UF Bagazi, SpOg seperti dilansir Kompas.com tindakan yang diambil disesuaikan dengan usia kehamilan.
Kuretase dilakukan bila kejadian gagal hidup pada janin berlangsung pada trimester I dan II (di bawah usia kehamilan 20 minggu).
Namun, bila kehamilan sudah mencapai usia di atas 20 minggu, harus dilakukan induksi.
Begitu pun bila kehamilan sudah masuk trimester ketiga, dokter akan mengupayakan persalinan normal dengan cara diinduksi, seperti dilakukan bila janin meninggal pada usia kandungan trimester kedua.
Akan tetapi, bila ternyata ada penyulit, misalnya plasenta previa atau letak plasenta menutupi jalan lahir, upaya yang dilakukan adalah operasi Caesar.
Pasca tindakan
Setelah tindakan mengeluarkan janin dilakukan, ibu biasanya diminta beristirahat 2-3 hari di rumah sakit untuk memulihkan kondisi.
Selanjutnya di rumah adalah perawatan biasa layaknya ibu yang telah melahirkan.
Peraturan perusahaan yang disahkan Pemerintah membolehkan ibu yang keguguran atau menghadapi tindakan penghentian kehamilan akibat janin gagal hidup untuk cuti selama 1,5 bulan dengan surat dokter.
Namun bila janin gugur pada trimester pertama dan dilakukan kuret, tak ada sesuatu yang khusus yang perlu dilakukan. Hanya saja perlu dijaga jangan dulu kembali hamil.
Begitu pun bila janin meninggal pada trimester kedua, setelah dilakukan tindakan mengeluarkan janin, ibu kemudian mengalami masa nifas 40-60 hari.
Baca Juga: #HUT263Jogja: Ternyata Nama Malioboro di Yogyakarta Berasal dari Nama Penjajah Inggris
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR