Dalam Bahasa Inggris, kata “clown” pertama muncul sekitar 1500-an dan digunakan oleh Shakespeare untuk menggambarkan beberapa tokoh bodoh dalam sandiwaranya.
Tokoh badut sirkus yang kini umum—wajah dicat, rambut palsu, dan baju kedodoran—muncul sekitar abad ke-19 dan tidak banyak berubah dalam 150 tahun terakhir.
Penokohan badut jahat juga bukan fenomena baru.
Pada 2016, penulis Benjamin Radford menerbitkan “Bad Clowns” dan melacak sejarah evolusi badut menjadi makhluk yang mengerikan dan tak terduga.
Persona badut mengerikan muncul setelah pembunuh berantai John Wayne Gacy ditangkap di Amerika Serikat.
Pada 1970-an, John muncul dalam pesta ulang tahun anak-anak sebagai “Pogo Si Badut” dan sering melukis badut.
Ketika polisi menemukan bahwa dia telah membunuh setidaknya 33 orang dan mengubur mayat di rumahnya di Chicago, kaitan antara badut dan perilaku psikopat berbahaya pun tertanam kuat di bawah sadar masyarakat Amerika.
Kemudian, selama beberapa bulan pada 2016, badut-badut seram meneror Amerika.
Laporan muncul di setidaknya 10 negara bagian.
Di Florida, badut mengerikan tampak mengendap-ngendap di pinggir jalan.
Di South Carolina, badut-badut dilaporkan berusaha memancing perempuan dan anak-anak ke dalam hutan.
Tidak jelas mana dari laporan ini yang benar-benar serius dan mana yang hanya main-main.
Yang jelas, para pelaku memanfaatkan rasa takut bawaan yang dialami anak-anak—dan beberapa orang dewasa.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR