Jika teori yang diterbitkan dalam jurnal mBio benar adanya, dampak yang sama bisa mencapai kawasan lain yang sama-sama pernah tersapu tsunami.
Cryptococcus gattii adalah jamur patogen yang sebagian besar muncul di kawasan bersuhu lebih hangat di dunia, seperti Australia, Papua Nugini, serta sebagian Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan, seperti Brasil.
Para peneliti berteori bahwa jamur itu telah terbawa ke seluruh dunia melalui air pemberat (ballast water) yang digunakan kapal-kapal.
Para ilmuwan mengatakan bahwa usia molekuler jamur yang ditemukan di pantai British Columbia dan negara bagian Washington, Amerika Serikat, dimulai pada waktu yang bertepatan dengan dimulainya pelayaran dari berbagai pelabuhan di Amerika Selatan setelah pembukaan Terusan Panama tahun 1914.
Meski demikian, keingintahuan yang besar terkait jamur tersebut baru muncul ketika kasus infeksi terhadap manusia pertama kali terdeteksi di kawasan itu pada 1999.
Para peneliti kebingungan, bagaimana penyakit itu bisa menyerang orang-orang di kawasan itu, karena - dalam kondisi normal - infeksi tersebut umumnya bermula dengan menghirup spora yang memungkinkan patogen itu menetap di dalam paru-paru.
Dalam penelitian terbaru ini, dua orang ilmuwan menguraikan penjelasan baru tentang bagaimana jamur mematikan itu bisa tersebar luas di hutan yang dekat dengan pantai di sepanjang wilayah Pasifik Barat Laut.
Mereka mengatakan bahwa Gempa Bumi Besar Alaska, dengan kekuatan 9,2 magnitudo pada 1964, memainkan peran kunci.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR