"Kalau dijalani semua, memang mahal. Tapi 'kan tidak seperti itu praktiknya,” tegas Erwin Kusuma.
Pasalnya, setelah dilakukan diagnosis, lazimnya kemudian ditentukan kebutuhan utama pasien.
"Sama seperti kita melihat pemandangan, dan sekian banyak yang dilihat, pada akhirnya akan tertuju ke tempat tertentu," tambah Erwin.
Di klinik holistik, perbedaan karakter pasien sangat diperhatikan. "Kami percaya, jalan penyembuhan tiap orang dari sononya memang berbeda-beda," ucap Janti Atmodjo. Meski penyakitnya sama, kombinasi pengobatan bisa tak senada.
Misalnya, ada seorang pasien tidak bisa terlelap dalam gelap. Namun sebaliknya, pasien lain malah bisa ngorok berjam-jam, justru kalau lampunya dimatikan.
Coba, kalau perlakuan terhadap mereka disamaratakan, yang sehat bisa makin sehat, sementara yang sakit kian jadi penyakitan.
Banyak kacamata
Langkah serupa juga harus dilakukan sebelum melakukan pembedahan. Sebelum membedah kaki seorang wanita contohnya, mesti dicari dulu latar belakang wanita yang bakal masuk ruang operasi.
Jika dia seorang peragawati, kaki nan mulus tentu jadi harapan akhir.
"Tapi kalau pekerjaan sehari-harinya penjual sayur, kaki yang kuat jelas lebih dibutuhkan," tutur Erwin.
Selain perhatian lebih dari dokter, kompletnya pengobatan mendatangkan keuntungan tersendiri buat pasien.
Kalau mampir ke dokter konvensional, keluhan sakit mag misalnya, boleh jadi ditanggapi sebagai gejala penyakit yang menyerang lambung.
Penulis | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR