Ada apa? Banyak orang tidak tahu keadaan yang sesungguhnya.
Sekali lagi, seandainya Mulyono cepat bertindak...... mungkin diantara tokoh-tokoh yang sekarang masih hidup, banyak yang sudah ditimbun di lobang-lobang buatan PKI.
Kekosongan kekuatan fisik di Yogyakarta dapat kiranya dilihat dari kenyataan, bahwa sampai minggu terakhir bulan Oktober orang-orang PKI masih berkeliaran dengan bebasnya.
Jadi sebenarnya berani sekali orpol-ormas yang mengadakan Rapat Besar di Alun-Alun Utara pada tanggal 20 Oktober, dengan tuntutan utama supaya PKI dibubarkan.
Rapat ini diadakan ditengah-tengah sorotan mata orang-orang PKI. Banyak diantara mereka yang menyaksikannya!
Mengapa Mulyono tidak bertindak?
Mungkin orang-orang PKI yang sekarang diamankan mengenangkan dengan penuh rasa kecewa saat-saat itu!
Mungkinkah ia bimbang dengan cepat gagalnya kup di Jakarta?
Sungguh tragis, bahwa dia sendirilah akirnya yang ditangkap di daerah Boyolali; daerah, yang dijadikan titik-tolak untuk membuka kenang-kenangan ini.
Sekarang dia tidak dapat mengelakkan tanggung jawab atas pembunuhan kejam terhadap atasannja: Komandan Korem 72 Brigjen Anumerta Katamso dan Kepala Stafnya Kolonel Anumerta Sugiyono. (K.Tatik Wardayanti/Intisari Online)
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR