Situs berita The Atlantic mengatakan, granat berisi gas tersebut digunakan untuk membuat mundur barikade.
Gas tersebut menimbulkan beragam reaksi seperti sakit mata, masalah pernafasan, iritasi kulit, pendarahan, bahkan kebutaan.
Granat berisi gas tersebut kemudian dikenal sebagai tear gas (gas air mata), atau lachrymator.
Situs Encyclopedia Britannica mengatakan bahan utama dalam gas air mata adalah halogen sintetis, cairan yang bisa ditembakkan lewat beberapa senjata seperti granat dan spray.
Semenjak ditemukan, keberadaan gas air mata menjadi “musuh” bagi para tentara.
Hampir bisa dipastikan para tentara akan meninggalkan pimpinan dan jenderalnya saat ditembakkan gas air mata.
Adalah Amos Fries, pemimpin dari Chemical Welfare Service US Army mengembangkan teknologi agar gas air mata bisa digunakan tak hanya di medan perang.
Dia pula yang membayar pengacara dan pebisnis untuk membuat pasar komersial gas air mata dan mempublikasikannya lewat media massa.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR