Ada beberapa poin yang disampaikan dr. Mardjono.
Pertama, umumnya aneurisma tidak memiliki gejala. Alasannya karena balon-balon tersebut berukuran sangat kecil.
Paling kecil 3 mm dan paling besar 25 mm.
Hanya saja, jika terjadi di banyak tempat di otak dan pembuluh darah, ini bisa berbahaya.
Oleh karenanya, dr. Mardjono menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko aneurisma. Misalnya Anda merokok, suka minum alkohol, dan punya riwayat darah tinggi.
Atau jika Anda suka merasa pusing di lokasi yang sama.
Tak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaannya bisa beragam, ada CT scan kepala, MRI otak, MRA otak, hingga DSA.
Mahal memang. Sekali pemeriksaan bisa mencapai Rp1 hingga 5 juta.
Namun dana tersebut masih sedikit dengan pengeluaran yang akan Anda keluarkan untuk pengobatan.
Sebab, jika aneurisma pecah, Anda harus melakukan operasi dan menginap di ruang ICU selama 14 hari lamanya.
Bayangkan Anda berapa biaya yang harus Anda bayar untuk rawat inap hingga operasi. Tentu sangat mahal.
Belum lagi fakta peluang sembuhnya kecil. Jika pun sembuh, Anda akan menderita kecacatan.
Oleh karenanya, dr. Mardjono bersama rekannya dr. Rubiana Nurhayati, Sp. S, dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah menerangkan tidak ada salahnya mencegah sebelum aneurisma pecah.
Baca Juga: Kedaluwarsa atau Tidak, Gas Air Mata Tetap Membahayakan Kesehatan Kita
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR